Ad1
Ad2
Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, Pembawa Misi Perdamaian - Sudah kita ketahui bahwa Sholawat Wahidiyah punya peran adil yang sangat luar biasa untuk dunia khususnya Bangsa dan Negara Indonesia.
Visi Perjuangan Wahidiyah
Sebagaimana kita lihat dari Visi dan Misi Perjuangan Wahidiyah yakni bahwa visi Perjuangan Wahidiyah adalah terwujudnya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin, matereil dan spirituil di dunia dan di akhirat bagi masyarakat ummat manusia seluruh dunia.
Visi ini mengandung cita-cita tinggi para pengamal Sholawat Wahidiyah untuk ikut serta menciptakan suasana damai ditengah masyarakat.
Sebagaimana kita lihat dari Visi dan Misi Perjuangan Wahidiyah yakni bahwa visi Perjuangan Wahidiyah adalah terwujudnya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin, matereil dan spirituil di dunia dan di akhirat bagi masyarakat ummat manusia seluruh dunia.
![]() |
Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, Pembawa Misi Perdamaian |
Faktor Perbedaan Kepentingan
Kita sadar bahwa pemicu konflik horizontal adalah faktor perbedaan kepentingan yang tidak dapat di integrasikan satu sama lain.
Kita sadar bahwa pemicu konflik horizontal adalah faktor perbedaan kepentingan yang tidak dapat di integrasikan satu sama lain.
Lemahnya implementasi falsafah hidup bangsa, Pancasila, menjadi pemicu utama terjadinya konflik di negeri ini.
Namun jika kita mau kembali dalam penerapan Pancasila, khusunya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, justru perbedaan akan menjadi rahmat. Mengapa demikian?.
Baca Juga : Sholawat Wahidiyah Untuk Menyembuhkan Penyakit
Baca Juga : Sholawat Wahidiyah Untuk Menyembuhkan Penyakit
Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Seseorang yang mampu menerapkan sungguh-sungguh di dalam hatinya, menerapkan “Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka segala gerak-gerik langkahnya, segala kepentingan, dan hajat hidupnya, semuanya didasarkan pengabdian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, istilah dalam Wahidiyah Lillah-Billah, atau dapat diartikan Lil-Tuhan-Bil-Tuhan.
Dengan dasar pengabdian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan sendirinya akan timbul rasa kasih sayang terhadap sesama dan tak ingin merugikan orng lain, sebab ia sadar bahwa segala yang ada dalam hidupnya adalah kehendak Tuhan, atas ijin Tuhan sebagaimana dari Hasil persowanan kepada Bapak K.H. Mohammad Ruhan Sanusi, Ketua Umum DPP PSW. Jombang 15 September 2014.
Ajaran Sholawat Wahidiyah
Disamping Ajaran Lillah-Billah, dalam Wahidiyah ada Ajaran Lirrosul-Birrosul. Artinya dalam segala tindakan dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh Shubhanahu Wa Ta'ala bukan perbuatan yang merugikan supaya juga disertai niat dan kesadaran mengikuti jejak tuntunan Rosululloh dan sadar mendapat jasa dari Beliau Muallif Sholawat Wahidiyah RA.
Disamping Ajaran Lillah-Billah, dalam Wahidiyah ada Ajaran Lirrosul-Birrosul. Artinya dalam segala tindakan dan perbuatan apa saja, asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh Shubhanahu Wa Ta'ala bukan perbuatan yang merugikan supaya juga disertai niat dan kesadaran mengikuti jejak tuntunan Rosululloh dan sadar mendapat jasa dari Beliau Muallif Sholawat Wahidiyah RA.
Maka dalam Wahidiyah, sering dibimbingkan untuk senantiasa mengucap baik lisan maupun dalam hati kalimah “Yaa Sayyidii Yaa Rosuulallooh” (Wahai Pemimpin Kami, Wahai Utusan Allloh) sebagai salah satu manifestasi kecintaan diri kepada Rosul dan kalimah ini di siarkan kepada masyarakat umum tanpa pandang bulu dan golongan.
Setiap agama pasti memiliki utusan. dan sebagai pemeluk agama harus meyakini Sang Utusan yang diberi mandat untuk menyampaikan pesan-pesan suci untuk membimbing kehidupan manusia.
Baca Juga :
Bacaan Mujahadah Sholawat Wahidiyah Sesuai Bimbingan Muallifnya
Sejarah Lahirnya Sholawat Tsaljul Qulub Dalam Wahidiyah
Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, Pembawa Misi Perdamaian
Lemahnya implementasi falsafah hidup bangsa, Pancasila, menjadi pemicu utama terjadinya konflik di negeri ini. Penerapan falsafah hidup bangsa, Pancasila, khusunya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, justru perbedaan akan menjadi rahmat.
Seseorang yang mampu menerapkan sungguh-sungguh di dalam hatinya, menerapkan “Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka segala gerak-gerik langkahnya, segala kepentingan, dan hajat hidupnya, semuanya didasarkan pengabdian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian akan tercurah suri tauladan dan rasa saling menyayangi antar sesama. Pengamal Sholawat Wahidiyah ingin ikut serta didalamnya. Dengan prinsip “tanpa pandang bulu” diharapkan dapat mengisi ruang dimasyarakat.
Disamping itu, kita sebagai pemuda Indonesia, sudah saatnya mengambil peran sebagai “Agen of Change” yakni sebagai penyalur perubahan di segala bidang kebaikan. Utamanya sebagai agen perbaikan mental berdasarkan Pancasila yang diterapkan sungguh-sunguh dalam masyarakat.
Kita sebagai remaja atau pemuda harus lebih giat, harus lebih semangat dalam berjuang li I’laai kalimatillah, perjuangan kesadaran kepada Tuhan Yang Maha Esa, demi kita, demi Ayah ibu kita, dan demi umat masyarakat selurunya, tanpa pandang bulu. (AF)
Baca Juga :
Bacaan Mujahadah Sholawat Wahidiyah Sesuai Bimbingan Muallifnya
Sejarah Lahirnya Sholawat Tsaljul Qulub Dalam Wahidiyah
Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, Pembawa Misi Perdamaian
Lemahnya implementasi falsafah hidup bangsa, Pancasila, menjadi pemicu utama terjadinya konflik di negeri ini. Penerapan falsafah hidup bangsa, Pancasila, khusunya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, justru perbedaan akan menjadi rahmat.
Seseorang yang mampu menerapkan sungguh-sungguh di dalam hatinya, menerapkan “Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka segala gerak-gerik langkahnya, segala kepentingan, dan hajat hidupnya, semuanya didasarkan pengabdian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian akan tercurah suri tauladan dan rasa saling menyayangi antar sesama. Pengamal Sholawat Wahidiyah ingin ikut serta didalamnya. Dengan prinsip “tanpa pandang bulu” diharapkan dapat mengisi ruang dimasyarakat.
Disamping itu, kita sebagai pemuda Indonesia, sudah saatnya mengambil peran sebagai “Agen of Change” yakni sebagai penyalur perubahan di segala bidang kebaikan. Utamanya sebagai agen perbaikan mental berdasarkan Pancasila yang diterapkan sungguh-sunguh dalam masyarakat.
Kita sebagai remaja atau pemuda harus lebih giat, harus lebih semangat dalam berjuang li I’laai kalimatillah, perjuangan kesadaran kepada Tuhan Yang Maha Esa, demi kita, demi Ayah ibu kita, dan demi umat masyarakat selurunya, tanpa pandang bulu. (AF)